29 November 2010

Cara Membuat Api,Bivak, dan Jebakan

Guna bertahan hidup di dalam situasi sulit, kita harus berusaha untuk memenuhi
kebutuhan dasar kita dari apa saja yang tersedia di sekitar kita. Maka dari itu perlu
penguasaan teknik-teknik survival, diantaranya teknik membuat api, teknik
membuat shelter, teknik membuat trap, teknik mendapatkan air, teknik membuat
jejak dan isyarat.

1. Api
Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga
berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat
terhindar dari berbagai binatang. Binatang buas yang takut terhadap api antara lain
: serigala, harimau, dan sebagainya.
Untuk menghangatkan tubuh, panas api akan lebih efektif menghangatkan tubuh
jika kita membuat beberapa api kecil daripada membuat satu api besar.
Perapian yang baik haruslah diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar
secara merata. Dengan penyusunan perapian yang baik dapat memberikan
berbagai fungsi. Selain untuk menghangatkan tubuh, memasak, juga dapat
dijadikan alat penghalau binatang.
Untuk mendapatkan perapian yang baik, diperlukan kayu/bahan yang kering dan
mudah terbakar. Perapian yang baik biasanya dimulai dari ranting-ranting kecil
untuk dijadikan fire starter. Untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kayu-kayu
yang lebih besar.
Untuk mendapatkan api selain menggunakan alat khusus (korek api/pematik), juga
dapat dilakukan dengan cara tradisional. Seperti menggesek-gesekan bahan kering
dengan bahan kering lainnya. Letak keberhasilan pembuatan api tradisional yaitudalam bentuk batang dan jenis bahan/kayu serta cara yang dilakukannya.
Teknik Membuat Api
Bunga api adalah tahap awal dalam pembuatan api. Selanjutnya ialah
mengusahakan untuk menangkap bunga api dengan kawul atau ranting dan daun
kering.

1. Mematik
Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras.
Dapat dilakukan dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang
berbeda jenis. Cara yang dapat digunakan bermacam-macam, yang penting adalah
dapat menimbulkan bunga api.
Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak
bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah
kepala paku tersebut. Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga
menimbulkan bunga api. Kemudian bunga api tersebut dapat ditangkap dengan
sabut kering dan sebagainya.
2. Gergaji Api (Fire Saw)
Cara ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan
efek panas akibat gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu dengan kayu
lainnya, sehingga menimbulkan bunga api. Biasanya kayu yang digunakan berbedaantara kayu satu dengan kayu yang lainya. Kayu yang dipilih adalah kayu yang
empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam melakukan penggergajian.
3. Fire Thong
Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering
yang ditarik menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut
dililitkan pada sebatang pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri
secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan
kering yang siap menangkap bunga api.
2 Shelter
Shelter ditujukan untuk melindungi survivor dari pengaruh alam, seperti panas,hujan, angin, dan dingin. Perlindungan ini dapat dibangun dari bahan-bahan yang
sengaja dibawa ataupun dari bahan-bahan yang tersedia di alam (kayu, dedaunan,
dll).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan shelter adalah :
1. Jangan membangun shelter di tempat yang riskan tergenang air (banjir),
seperti di tepi sungai. Walaupun tempat itu terlihat bersih dan kering, akan
sangat berbahaya apabila datang hujan.
2. Usahakan dalam pembuatan shelter tidak dibawah pohon yang berdahan
rapuh atau di bawah pohon kelapa. Karena dapat membahayakan jika dahan
rapuh atau buah kelapa itu jatuh menimpa shelter kita.
3. Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas atau sarang
nyamuk/serangga. Karena dapat mengganggu kenyamanan beristirahat.
4. Bahan pembuat shelter harus kuat dan pengerjaannyapun sebaik-baiknya,
karena akan mempengaruhi dalam kenyamanan kita.
Contoh barang bawaan yang dapat dijadikan shelter adalah ponco ataupun plastik
berukuran kurang lebih 2×2 meter. Karena shelter yang dibangun dari ponco atau
plastik kurang sempurna, maka dari itu selain memperhatkan empat hal diatas,
perlu memperhatikan arah angin bertiup. Sehingga arah angin bertiup dapat
dihalau oleh shelteryang kita bangun. Contoh bentuk shelter dapat dilihat melalui
gambar.
pageGambar bivak alam
Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai shelter yaitu gua, lekukan
tebing/batu yang cukup dalam, lubang-lubang dalam tanah, dan sebaginya.
Apabila memilih gua harap diyakini bahwa :
1. Gua tersebut bukan merupakan sarang binatang.
2. Gua tersebut tidak mengeluarkan gas beracun. Cara klasik mengetahuinya yaitu
dengan menggunakan obor. Apabila obor dapat terus menyala di dalam gua, berarti
gua tersebut aman dari gas beracun.
3. Gua tersebut terbebas dari bahaya longsor.
3 Trap
Salah satu keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan survival
adalah keahlian membuat trap. Trap ini digunakan survivoruntuk menangkap
binatang untuk diambil dagingnya untuk dimakan. Membuat trap kadangkala
memerlukan bahan lainya, seperti : karet, kawat, tali, dan sebagainya. Maka dari itu
barang-barang tersebut tersedia di dalam survival kit.Dalam pembuatan trap, hendaknya diketahui hewan apa saja yang biasa lewat atau
tinggal di daerah itu. Dengan mengetahui hewan apa yang akan ditangkap, kita
dapat menyesuaikan jenis trap apa yang akan dibuat. Perlu diingat bahwa trap akan
sia-sia jika binatang yang telah terperangkap dapat meloloskan diri. Maka dari itu
pembuatan trap biasanya dalam bentuk yang sederhana tetapi mempunyai
kekuatan yang baik.
Trap sangat banyak jenis dan macamnya, karena dalam pembuatantrap tergnatung
kepada kreasi survivor. Kita akan membahas lima jenis trap yang sering digunakan.
1. Trap Menggantung (Hanging Snare)
Perangkap model menggantung ini biasanya memanfaatkan :
a) Kelenturan dahan pohon.
b) Patok yang diberi lekukan dan dihubungkan dengan tali.
c) Tali laso yang lalu menghubungkan dahan pohon yang lentur dengan patok,
sehingga apabila laso goyang maka tali pada patok akan lepas dan dahan pohon
akan menarik, hingga akhirnya tali akan menjerat.
Perangkap ini ditujukan untuk menangkap binatang yang cukup besar seperti :
kelinci, ayam, bebek, dan lain lain.2. Trap Tali Sederhana
Untuk binatang yang berukuran kecil, seperti burung dapat digunakan perangkap
tali sederhana yang diletakan di atas tanah ataupun digantung. Tali laso yang telah
diberi umpan diikatkan pada dahan pohon atau batu yang berat. Sehingga apabila
hewan telah terjerat, tidak bisa pergi kemana-mana lagi.
3. Trap Lubang Penjerat
Perangkap ini adalah modifikasi dari perangkap tali dan perangkap lubang.
Perangkap ini terdiri dari :
a) Tali laso yang diikatkan pada dahan pohon yang kuat dan diletakan mendatar.
b) Lubang perangkap yang digali, kedalamannya disesuaikan dengan hewan yang
akan ditangkap. Mulut lubang disamarkan dengan dedaunan dan laso diletakan di
atas dedaunan tersebut.c) Diberi umpan di atas dedaunan, ditengah laso.
4. Trap Menimpa
Perangkap lain yang ditujukan untuk menangkap binatang kecil lainya adalah
perangkap menimpa. Perangkap ini memanfaatkan berat kayu untuk menindih.
Model ini dikenal dengan nama Deadfall Snare. Yang diperlukan dalam pembuatan
perangkap ini adalah :
a) Batang pohon besar ditumpukan pada kayu pohon lainya yang saling menopang.
b) Kayu pohon penopang yang saling berhubungan dengan batang pohon besar dan
jika salah satu tersenggol, maka yang lain akan jatuh dan menimpa.
c) Umpan yang diletakan dekat dengan kayu pohon penopang dan apabila tergerak,
maka kayu pohon penopang akan bergeser sehingga batang pohon besar akan
jatuh menimpa.5. Kombinasi Trap Lubang dengan Trap Menimpa
Perangkap ini merupakan kombinasi bentuk lubang perangkap dan perangkap
menimpa. Perangkap ini terdiri dari :
a) Batang pohon besar untuk menimpa mangsa.
b) Kayu pohon yang saling menopang.
c) Umpan.
d) Lubang perangkap lengkap dengan samarannya.
Cara kerjanya hampir sama dengan trap menimpa, tetapi ketika mangsa tertimpa
batang, ia akan langsung masuk ke lubang.4.4 Air
Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan manusia akan air lebih besar
daripada kebutuhan manusia akan makanan. Manusia bisa bertahan hidup kurang
lebih sepuluh hari tanpa makanan. Tetapi tanpa air menusia akan sulit bertahan
lebih dari tiga hari. Oleh karena itu kebutuhan akan air mutlak didapatkan oleh
survivor. Untuk mendapatkan air, survivor harus pandai dalam menganalisis medan
disekitarnya, mencari apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan air.
Manusia memerlukan air setidaknya seperempat liter sehari untuk minum.
Di daerah hutan tropis, sebenarnya tidak sulit untuk mendapatkan air. Kita bisa
mendapatkan air dari sungai, mata air dan selokan kecil, genangan air di cekungan
batu, dan sebagainya. Tetapi pertanyaannya apakah air tersebut dapat
dimanfaatkan untuk kebutuhan metabolisme manusia? Maka dari itu perlu
pengetahuan dalam mencari air untuk diminum dan dimasak.
Berdasarkan sumbernya, air dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air
langsung dan air tak langsung.
Air langsung berarti air bersih yang dianggap aman untuk diminum saat itu juga.
Contoh air yang langsung dapat diminum adalah : air sungai, mata air, air hujan
yang telah ditampung, dan lain lain. Air langsung mempunyai ciri fisik yang bersih,
jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau. Kecuali air yang ditemukan melalui buah
atau tumbuh-tumbuhan, seperti buah kelapa.Tetapi air langsung belum tentu juga
dapat diminum sekaligus. Karena dikhawatirkan bahwa air itu telah tercemar pupuk
kebun penduduk, pestisida, atau bahan kimia lainya. Maka dari itu sebaiknya diteliti
dengan seksama terlebih dahulu sebelum meminumnya.
Air tak langsung adalah air yang digolongkan menjadi air yang masih memerlukan
proses untuk diminum. Sumbernya terdapat di selokan kecil, genangan air, atau
dari tumbuh-tubuhan seperti kantung semar.
Mengetahui sumber air sangat penting, karena kita dapat memprioritaskan air
mana yang akan kita simpan di tempat minum untuk diminum dan air mana yangakan kita simpan di tempat air lain untuk mencuci bahan makanan kita.
Misalnya, seorang survivor akan lebih merasa percaya diri apabila meminum air
dari mata air daripada meminum air yang ditemukan dari genangan air di
bebatuan. Karena dari fisiknya memang air dari mata air memang lebih jernih.
Sedangkan air dari genangan belum tentu jernih dan biasanya terdapat sarang
serangga yang bertelur di genangan air itu. Maka lebih baik air itu dipakai untuk
keperluan lain selain diminum.
Yang tak kalah penting adalah perasaan yakin akan kebersihan air yang akan kita
minum. Karena perasaan tidak yakin akan kebersihan air yang kita minum akan
memberikan sugesti dan menjadikan gangguan kepada diri kita sendiri.
1. Air langsung
Berikut adalah sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhansurvival :
a) Hujan
Apabila turun hujan ketika sedang ber-survival, maka sebaiknya kesempatan ini
dipergunakan sebaik-baiknya untuk menampung air sebanyak-banyaknya. Untuk
menampung air hujan, kita dapat memanfaatkan daun yang lebar, bambu, dan
sebagainya.
b) Tanaman
Tanaman rambat dan rotan banyak dijumpai di pegunungan dan hutan rimba.
Pilihlah tanaman rambat (akar gantung) yang masih segar. Lalu potonglah bagian
bawah dari tanaman itu agar air yang terkandung di bagian atas tanaman dapat
menetes ke bagian bawah, lalu air yang menetes ditampung di penampungan.Setelah itu baru potong bagian atasnya dengan jarak saru sampai satu setengah
meter dari bagian bawahnya. Tanaman rambat ini dapat ditemukan di pohon-pohon
besar. Dan satu pohon dapat diambil beberapa tanaman rambat. Sebenarnya air
yang didapat dari tanaman rambat ini sedikit, tetapi cukup untuk membasahi
tenggorokan.
c) Air sungai dan mata air
Kebanyakan air sungai yang d hutan dapat langsung diminum. Tetapi harap diteliti
sebelumnya, apakah di sekitar sungai itu terdapat pembuangan kotoran atau
limbah.
d) Air kelapa
Air kelapa merupakan penghapus dahaga yang baik. Air kelapa yang baik adalah
kelapa yang masih muda. Biasanya satu buah kelapa berisi air sebanyak hampir
satu liter. Usahakan apabila kita meminum air kelapa, harus yang masih baru atau
kelapa hasil memetik sendiri. Karena apabila kelapa yang sudah terjatuh biasanya
telah tua dan airnya tidak enak dan terkadang bau. Bahkan kemungkinan kelapa
yang sudah jatuh adalah bekas makanan bajing, maka disangsikan kebersihannya.
e) Kondensi Tanah
Cara lain dalam medapatkan air adalah dengan memanfaatkan kondensi tanah. Hal
ini memanfaatkan uap air tanah dan kemudian ditampung di suatu tempat. Caranya
sebagai berikut :
1. Galilah tanah dengan kedalaman kira-kira setengah meter.
2. Gelarlah plastik untuk menutupi lubang tersebut. Dan ujung-ujungnya ditahan,agar plastik tersebut menutup lubang dengan rapat.
3. Beri pemberat di tengah plastik agar plastik agak menjorok ke dalam.
4. Sebelumnya letakan wadah penampung air di tengah –tengah lubang.
5. Biarkan seharian.
2. Air tidak langsung
Berikut adalah sumber air yang dapat kita manfaatkan tetapi harus kita dibersihkan
terlebih dahulu.
a) Lubang air
Air yang berada di tempat ini biasanya bercampur dengan lumpur, potongan
ranting atau dedaunan. Untuk memanfaatkannya kita perlu membersihkan
dedaunan di permukaan air dengan cara dipungut langsung. Setelah itu diendapkan
beberapa saat agar air tidak bercampur dengan lumpur. Setelah itu kita dapat
melakukan proses penyaringan. Proses ini akan diterangkan lebih lanjut dimuka.
b) Air yang menggenang
Air yang menggenang dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses penyaringan.
Air ini biasanya terdapat di saluran selokan yang telah mengering, celah antara
batu karang, cekungan tanah/batu, atau tunggul-tunggul pohon yang telah mati.Berikut adalah cara menyaring air :
1. Dengan kaos berlapis. Lebih baik apabila kaos itu berwarna putih, sehingga
apabila kotor dapat terlihat dan dapat dibersihkan terlebih dahulu.
2. Dengan cara melewatkan air ke dalam rongga bambu yang telah dipotong di
kedua ujungnya. Di dasar bambu diberi penyaring seperti kerikil, ijuk, rumput kering
atau daun kering.
Air keruh juga dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses pengendapan selama
dua puluh empat jam di tempat bersih. Apabila air yang telah diendapkan masih
telihat atau terasa kotor, maka dapat dilakukan proses penyaringan beberapa kali.
Tetapi cara yang paling aman untuk mendapatkan air bersih adalah setelah
dibersihkan lalu air dimasak sampai masak.
Cara lain untuk mendapatkan air bersih adalah dengan membersihkan air yang
keruh dengan mencampurkan zat-zat pembersih air yang dapat kita dapatkan di
toko kimia. Cara itu sebagai berikut :
1. Campurkan tablet Halazone dengan air dan tunggu sepuluh sampai lima belas
menit.
2. Campurkan dua hingga tiga tetes Iodine dengan seperempat liter air. Air dapat
dimanfaatkan setelah tiga puluh menit.
3. Campurkan beberapa butir garam abu permanganate dengan air secukupnya.
Reaksi sterilisasi dapat dilihat kira-kira dalam tiga puluh menit.
4. Campurkan bubuk pembersih (AGS) yang dijual di pasaran dengan air
secukupnya.4.5 Jejak dan Isyarat
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang survivor untuk terlepas dari
keadaan survival adalah membuat jejak dan isyarat. Dengan harapan bahwa ada
tim SAR yang akan menerima dan mengerti pesan kita. Dan akhirnya kita dapat
terselamatkan.
Membuat jejak dan isyarat memerlukan tekhnik tertentu agar tim SAR dapat
mengerti maksud dari jejak dan isyarat yang kita buat. Bahkan ada beberapa sandi
internasional untuk memberikan pesan dengan menggunakan media tertentu atau
bahasa tubuh.
Tanda yang biasa digunakan sebagai kode isyarat pertolongan adalah dari
barang-barang yang berwarna mencolok dari daerah di sekitarnya, agar mudah
terlihat. Atau dapat digantungkan di pucuk pohon tertinggi agar SAR udara dapat
mengidentifikasinya.
Cara lainya adalah dengan menjemur pakaian yang berwarna mencolok di
batu-batuan sungai. Cara ini dinilai efektif karena biasanya tim SAR akan menyisir
daerah sungai untuk mencari korban.
Maka dari itu dalam melakukan perjalanan ke hutan, sebaiknya kita membawa
barang atau pakaian yang warnanya mencolok seperti warna kuning dan lain-lain.